PEREMPUAN LALAI LITERASI RUNTUHKAN NEGERI
PEREMPUAN LALAI LITERASI RUNTUHKAN NEGERI

ABUD SB RUNCING : PEREMPUAN LALAI LITERASI RUNTUHKAN NEGERI

Tahukah kalian apa itu literasi?

Kudus, (23/5/22) Literasi bukan hanya tentang membaca tetapi literasi adalah kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, berhitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak yang belum mengetahui hubungan antara literasi dan perempuan Pada puncak acara festival membaca MA NU Banat Kudus tahun ini, kami menghadirkan seorang narasumber yang menyampaikan materi dengan tema “Literasi dan Perempuan”, beliau adalah Rekan Abu Hasan Asy’ari yang lebih dikenal dengan Abud SB Runcing, salah satu Aktivis Muda NU yang merupakan CEO dari situs Daaun.id. Meskipun beliau adalah seorang laki-laki, namun banyak sekali yang beliau sampaikan tentang perempuan. Beliau mengatakan bahwa perempuan adalah tiang negara, bila negara itu perempuannya baik, maka negaranya juga akan baik.

Lalu apa sih hubungan antara keduanya? Indonesia kini menempati peringkat ke-62 dari 70 negara terkait tingkat literasi dan prosentase kependudukan menunjukkan bahwa lebih banyak perempuan daripada laki-laki, seorang perempuan akan menjadi sosok ibu sekaligus guru bagi generasi kita selanjutnya. Sehingga dapat kita artikan bahwa semakin rendah tingkat literasi seseorang, khususnya bagi seorang perempuan, maka semakin rendah pula kualitas generasi penerusnya.

Dapat kita contohkan dengan salah satu tokoh perempuan nasional kita, RA Kartini, sosok yang lahir di kota Jepara dan dimakamkan di Rembang, disini kita mendapatkan fakta baru bahwa RA Kartini pernah menjadi santri Kyai Haji Soleh Darat yang merupakan guru dari Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Abu Hasyim Asy’ari. RA Kartini dulu pernah disebut senagai orang yang tidak sopan karena menyanggah Kyai Haji Soleh Darat dengan bertanya “mengapa kita mempelajari Al-Qur’an jika kita tidak tahu maknanya”, namun dari situ tercetuslah huruf Pegon dan salah satu terjemahan Al-Qur’an pertama dibuat. Oleh RA Kartini.

Dan dari situ dapat kita simpulkan betapa pentingnya seorang perempuan bagi kemajuan suatu negara. Banyak informasi yang Rekan Abud sampaikan pada kesempatan pagi ini dengan penyampaian yang menyenangkan dan penggunaan bahasa yang memudahkan kita semua dalam menyerap materi. (www.daaun.id/ KelasD/ Iqlima)




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment